Uncategorized

Konsumsi Daging Bisa Menurunkan Kesuburan Pria, Mitos atau Fakta?

Konsumsi Daging Bisa Menurunkan Kesuburan Pria, Mitos atau Fakta?

VIPPELANGILOUNGE – Konsumsi Daging Bisa Menurunkan Kesuburan Pria, Mitos atau Fakta?Setelah menikah, pernahkah kamu di serang oleh pertanyaan klasik seperti “Kapan punya anak” ? Duh, pertanyaan itu rasanya sulit sekali untuk dijawab, ya. Banyak kerabat atau orang sekitar kita yang masih menganggap jika memiliki anak adalah sebuah kewajiban yang harus di penuhi pasutri sesegera mungkin.

Biasanya, obrolan tadi ujung-ujungnya berkembang menjadi bahasan seputar kesuburan pria. Masyarakat masih memercayai berbagai pantangan makan untuk meningkatkan kesuburan pria. Salah satunya adalah makan daging.

Yang jadi pertanyaan, apakah benar menghindari konsumsi daging akan membuat seorang pria menjadi lebih subur? Nah, berdasarkan studi ilmiah yang terpercaya, jawabannya seperti ini.

BGerikut Ini Konsumsi Daging Bisa Menurunkan Kesuburan Pria, Mitos atau Fakta?

1. Awal mula studi tentang kesuburan pada pria

Konsumsi Daging Bisa Menurunkan Kesuburan Pria, Mitos atau Fakta?ilustrasi uji kualitas sperma pada tikus (pexels.com/Pixabay)

Rupanya, para peneliti juga tertarik untuk membahas kemandulan pada pria. Dulu, kemandulan lebih sering di kaitkan dengan faktor lingkungan seperti paparan polusi ataupun merokok. Baru di tahun 2011, terdapat studi dari Reproductive Biology and Endocrinology yang mengaitkan pola makan dan kualitas kesuburan.

Studi ini membandingkan kualitas sperma dari tikus yang gemuk (setelah di beri diet tinggi lemak) dan tikus yang tidak gemuk. Hasilnya, jumlah sperma dari tikus yang di beri diet tinggi lemak lebih sedikit dan gerakannya kurang aktif.

Yang bikin penasaran, apakah pria yang gemar makan daging berlemak juga akan menurun kualitas spermanya? Apakah hasil temuan ini juga berlaku pada manusia?

2. Pengaruh asupan daging terhadap jumlah sel sperma

Konsumsi Daging Bisa Menurunkan Kesuburan Pria, Mitos atau Fakta?konsumsi daging tidak memengaruhi jumlah sperma (pixabay.com/geralt)

Jurnal Fertility and Sterility yang di publikasikan tahun 2014 berusaha menghubungkan antara jumlah sperma dengan konsumsi produk olahan sapi. Lewat studi yang berjudul “Food intake and its relationship with semen quality: a case-control study”, di temukan bahwa pria dengan jumlah sperma sedikit tidak ada kaitannya dengan kebiasaan mengonsumsi daging.

The Journal of Nutrition di tahun 2014 juga mendapati hasil yang serupa. Dalam studi tersebut, konsumsi daging di katakan tidak berpengaruh apa-apa terhadap jumlah sperma yang terhitung. Jadi, klaim bahwa makan daging bisa menurunkan jumlah sel sperma belum bisa di buktikan secara ilmiah.

3. Pengaruh asupan daging terhadap kualitas sperma

Konsumsi Daging Bisa Menurunkan Kesuburan Pria, Mitos atau Fakta?pola makan berpengaruh pada kualitas sperma (pexels.com/Dainis Graveris)

Di kutip dari studi berjudul “Food intake and its relationship with semen quality:
a case-control study”konsumsi daging olahan terbukti menyebabkan bentuk sel sperma pria menjadi abnormal dan pergerakannya melambat. Akibatnya, sel sperma itu akan lebih sulit bergerak menuju sel telur, yang terdapat di saluran indung telur perempuan (tuba falopi).

Lagi-lagi, kelainan sperma ini di sebabkan oleh zat xenoestrogen yang banyak terkandung di dalam daging merah. Menurut jurnal Toxicological Sciences di tahun 2011, xenoestrogen adalah sejenis hormon kelamin yang dapat mengganggu proses pematangan sperma pria.

4. Efek konsumsi daging terhadap proses pembuahan janin

Konsumsi Daging Bisa Menurunkan Kesuburan Pria, Mitos atau Fakta?ilustrasi pembuahan (pixabay.com/doodlartdotcom)

Berdasarkan studi Reproductive BioMedicine Online pada tahun 2015, konsumsi daging merah terbukti menghambat proses pembuahan. Ini terjadi karena daging mengandung xenoestrogen yang bisa mengganggu proses pematangan janin.

Daging merah olahan juga mengandung produk buangan bernama zat sisa glika, yang bersifat merusak jaringan tubuh. Jika sperma pria banyak mengandung zat sisa glikasi, maka dapat terjadi gagal pembuahan janin.

Jurnal Frontiers in Public Health juga meneliti tentang faktor pola makan pria terhadap keberhasilan pembuahan janin . Hasilnya, sperma dari pria yang gemar mengonsumsi daging olahan masih mungkin mengalami pembuahan, meski peluangnya menurun.

5. Tidak semua daging berakibat buruk pada kesuburan pria

Konsumsi Daging Bisa Menurunkan Kesuburan Pria, Mitos atau Fakta?tidak semua jenis daging mempengaruhi kesuburan pria (vecteezy.com/bigcxlotus)

Sejauh ini, konsumsi daging yang di anggap menurunkan kualitas kesuburan adalah daging merah dan olahannya (misalnya sosis dan dendeng). Konsumsi daging putih seperti ayam dan ikan di nilai tidak berpengaruh apa-apa.

Sebaliknya, konsumsi makanan laut justru dapat meningkatkan kesuburan priaReproductive BioMedicine Online mengatakan bahwa ikan laut mengandung asam lemak omega-3 yang bermanfaat untuk pematangan sperma. JOIN SINI

6. Jumlah asupan daging yang di anjurkan

Konsumsi Daging Bisa Menurunkan Kesuburan Pria, Mitos atau Fakta?

Di tahun 2015, WebMD tetap menganjurkan kepada pria yang memiliki masalah kesuburan untuk mengurangi konsumsi daging olahan. Masalahnya sekarang, belum ada batasan jelas tentang seberapa banyak porsi daging yang harus di kurangi demi menjaga kesuburan.

Di kutip dari tulisan pada laman New York Post, konsumsi protein lebih dari 1/3 porsi makan hariannya dapat mengganggu kualitas sperma pria. Jumlah ini kurang lebih setara dengan 250 gram daging sapi. Hitungan ini bisa kamu jadikan petunjuk kasar untuk menentukan porsi makanmu.

Kesimpulannya, konsumsi daging merah berlebihan memang terbukti menurunkan kualitas sperma dan menghambat proses pembuahan. Terlebih lagi, jika yang banyak di konsumsi adalah daging olahan seperti sosis, kornet, daging asap, ham, dan lain sebagainya. 

Sebagai saran, kamu bisa membatasi porsinya ataupun menggantinya dengan jenis daging lain. Jadi sudah tidak bingung lagi kan, kalau di berikan saran serupa oleh kerabat dekatmu?

Baca Juga : 7 Cara Aman ‘Merapatkan’ Vagina Setelah Melahirkan, Tak Perlu Obat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *