Melestarikan "Halua" Kuliner Khas Langkat
BERITA UNIK

Melestarikan “Halua” Kuliner Khas Langkat

VipPelangiLounge– Melestarikan “Halua” Kuliner Khas Langkat, Langkat merupakan sebuah wilayah pemerintahan kabupaten pesisir timur Sumatera Utara yang sangat identik dengan kebudayaan Melayu dan panganan manisan berbahan buah dan sayuran yang dinamakan Halua.

Manisan halua merupakan kuliner ciri khas masyarakat melayu terkhususnya di Kabupaten Langkat sebagai daerah pusat panganan manisan tersebut. 

Melestarikan “Halua” Kuliner Khas Langkat

PokerOnline– Budaya Melayu yang bercorak agama Islam menjadikan disetiap budaya adat istiadat serta kaidah bahasa yang digunakan dipengaruhi dari budaya Islam. Penamaan halua dikaitkan berdasarkan kosakata dasar bahasa arab. Halwa yang memiliki arti manisan sehingga kata tersebut diserap menjadi halua sebagai penyebutan kuliner manisan khas melayu tersebut.

Secara geografis, penyebaran kultur budaya manisan halua tersebar di wilayah Sumatera Timur baik Langkat yang terpusat di Kota Stabat, Hamparan Perak, Paya Geli, Tanjung Selamat, Labuhan Deli, Kota Medan, Serdang Bedagai, Tebingtinggi, Batubara, Asahan, Tanjung Balai, Labuhan Batu, Kota Pinang hingga ke Kepulauan Riau. 

DI BACA JUGA : Kota Dibangun Di Tengah Tebing di Spanyol

Hal tersebut dikarenakan kedekatan antara kesultanan melayu dari Langkat hingga ke Kepulauan Riau menjadikan manisan halua ciri khas budaya melayu.

Pengolahan manisan halua dilakukan dengan memotong buah-buahan dan sayuran yang sesuai. Selanjutnya, dicampur gula putih yang telah dipanaskan dan diendapkan langsung untuk beberapa hari. Kemudian siap untuk dikonsumsi dihidangkan kepada tamu.

Manisan halua sering disajikan saat perayaan lebaran, pernikahan dan adat istiadat. Keberadaan manisan halua kini mulai sulit ditemukan bahkan untuk di perayaan hari-hari besar juga sudah jarang ditemui.

Hal tersebut menjadi kekhawatiran sendiri mengingat bahwa manisan halua merupakan kuliner budaya melayu yang diwariskan secara turun-temurun. Selain itu, ahli waris atau para terampil yang menguasai pengolahan manisan halua berada pada usia lanjut sehingga rentan tidak ada generasi penerus oleh kalangan muda.

SUMBER : VIPPELANGI

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *