BERITA KESEHATAN

6 Penyebab Kekurangan Vitamin D, Kurang Paparan Matahari

VIPPELANGI LOUNGE – Kekurangan vitamin D semakin umum terjadi pada masyarakat modern karena tuntutan gaya hidup yang serba mudah. Sehingga, semakin canggih teknologi, semakin mudah urusan manusia maka semakin kita kurang bergerak dan terlindung dari paparan matahari.

Padahal, kekurangan paparan cahaya matahari dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti osteoporosis, tulang bengkok kelelahan, depresi dan lain sebagainya. Sayangnya, banyak dari kita tak memahaminya sebagai dampak dari defisiensi vitamin D. 

Namun, tahukah kamu? Defisiensi vitamin D bisa juga lho, di sebabkan hal lainnya selain kekurangan paparan cahaya matahari.

1. Individu yang memiliki berat badan berlebih atau obesitas berpotensi kekurangan vitamin D

6 Penyebab Kekurangan Vitamin D, Kurang Paparan Matahari

Ahli bedah laparoskopi dan bariatrik, Dr Aparna Govil Bhasker, dilansir HealthShot menyatakan bahwa vitamin D memiliki korelasi dengan berat badan dan oleh karenanya wanita dengan berat badan berlebih membutuhkan vitamin D lebih banyak sebagai diet dalam kesehariannya. 

Pasalnya, vitamin D dapat di serap tubuh dengan baik dalam jumlah lemak dengan level rendah hingga sedang. Berdasarkan penelitian, 11 gram lemak menghasilkan penyerapan yang lebih tinggi di bandingkan dengan 35 gram atau 0 gram lemak. Jadi, dapat disimpulkan jumlah lemak yang besar menghambat penyerapan vitamin D karena vitamin D mudah larut dalam lemak dan terakumulasi di dalam jaringan lemak. Dengan gumpalan lemak yang terlalu besar, akan menyulitkan tubuh dalam penyerapan vitamin D, dilansir Examine. Poker Online

2. Individu dengan kulit gelap cenderung kekurangan vitamin D daripada individu dengan kulit terang

6 Penyebab Kekurangan Vitamin D, Kurang Paparan Matahari

Individu berkulit gelap memiliki pigmen kulit yang lebih banyak daripada individu dengan kulit yang lebih cerah. Pigmen kulit bermanfaat untuk melindungi kulit dari bahaya paparan cahaya matahari. Jadi, semakin kulit gelap, maka akan semakin terlindungi dari bahaya paparan cahaya matahari. 

Di sisi lain, pigmentasi mengurangi produksi vitamin D di kulit. Sehingga, individu berkulit gelap cenderung kekurangan vitamin D daripada individu berkulit terang. Berdasarkan laporan dalam jurnal National Library of Medicine yang di publikasikan tahun 2006 berjudul “Vitamin D and African Americans” bahwa asupan vitamin D rata-rata orang Amerika keturunan Afrika, dari masa pubertas dan seterusnya, untuk setiap kelompok usia serta dengan ataupun tanpa asupan suplemen vitamin D di bawah rekomendasi. 

Meskipun demikian, orang keturunan Afrika memiliki tingkat patah tulang osteoporosis yang lebih rendah. Hal ini mungkin terjadi sebagai bentuk adaptasi perlindungan tulang. 

Sebuah penelitian yang dilaporkan dalam jurnal  National Library of Medicine pada tahun 2013 berjudul “Skin Color is Relevant to Vitamin D Synthesis” untuk membandingkan level 25-hydroxyvitamin D [25-(OH)-D] pada relawan berkulit berkulit terang dan berkulit gelap setelah terpapar UVB. 

Setelah para relawan terpapar UVB, level 25-(OH)-D di ukur pada hari ke 0, 2 dan 6. Hasilnya, pada ke-0 semua relawan hampir kekurangan vitamin D. Pada hari ke-2 dan 6 level 25-(OH)-D pada relawan berkulit terang naik secara signifikan berkebalikan dengan relawan berkulit gelap. Sehingga, dapat di simpulkan pigmentasi pada kulit mempengaruhi sintesis vitamin D secara negatif. 

3. Mengkonsumsi makanan fortifikasi adalah strategi yang efektif untuk pemenuhan kebutuhan vitamin D di zaman modern

6 Penyebab Kekurangan Vitamin D, Kurang Paparan Matahari

Era modern dengan kehidupan modern yang serba canggih menuntut gaya hidup sedentary, dimana masyarakat lebih banyak duduk dan diam dalam ruangan. Bagaimana tidak? Kehidupan masyarakat kini serba dimudahkan dengan adanya teknologi sehingga meminimalkan pergerakan dalam keseharian.

Kehidupan masyarakat modern yang di dominasi industri tentu membuat manusia lebih banyak dalam ruangan serta terlindung dari paparan cahaya matahari. Padahal, cahaya matahari merupakan sumber vitamin D utama. Jadi, bisa di pastikan dengan gaya hidup seperti sekarang ini, manusia modern cenderung kekurangan vitamin D.

Sebuah penelitian dalam jurnal National Library of Medicine berjudul  “Hypovitaminosis D and Its Association with Lifestyle Factors” yang di publikasikan tahun 2015 dengan tujuan untuk mengetahui level vitamin D dan korelasinya dengan gaya hidup. Penelitian tersebut melibatkan 88 subjek yang berusia 18-40 tahun dengan beragam aktivitas fisik, tempat kerja, durasi paparan sinar matahari, status pendidikan, dan kondisi sosioekonomi. 

Hasilnya, Kadar vitamin D pada populasi yang berhubungan dengan jenis kelamin perempuan, aktivitas fisik yang kurang, pekerjaan di dalam ruangan, paparan sinar matahari yang kurang, pendidikan yang lebih tinggi, kelas sosio ekonomi yang lebih tinggi, dan warna kulit yang pucat relatif rendah. 

Mengonsumsi makanan yang telah di fortifikasi dengan vitamin D bisa di katakan sebagai strategi yang efektif untuk pemenuhan kebutuhan vitamin D di zaman modern seperti sekarang ini. Makanan yang di fortifikasi berarti di perkaya dengan zat gizi tertentu. Misalnya, susu, tepung, bumbu-bumbu masak, roti yang di fortifikasi dengan vitamin-vitamin tertentu.LANJUTKAN MEMBACA ARTIKEL DI BAWAH

4. Operasi gastric bypass memang efektif menurunkan berat badan tapi bukan tanpa resiko

6 Penyebab Kekurangan Vitamin D, Kurang Paparan Matahari

Tubuh langsing memang bagus untuk penampilan sebab kamu dapat memakai pakaian apa pun tanpa takut kelihatan gemuk dengan lingkar pinggang yang sangat besar. Banyak orang mengupayakan tubuh yang langsing dengan diet, olahraga hingga mengonsumsi suplemen-suplemen tertentu. Namun, memang tak semua orang menyukai cara-cara tersebut. 

Faktanya, banyak juga orang dengan obesitas mengupayakannya melalui cara-cara yang anti mainstream seperti operasi Gastric bypass. Dengan kata lain, operasi Gastric bypass adalah operasi yang di tujukan untuk membatasi makanan untuk mendapatkan tubuh yang ideal. 

Hasil yang di inginkan dari operasi semacam ini adalah rasa cepat kenyang dan penyerapan kalori yang sedikit. Tentu cara ini lebih cepat menunjukkan dampaknya daripada cara biasa. Namun, operasi ini bukan tanpa risiko sebab dapat menyebabkan kekurangan kalsium dan malabsorbsi vitamin D, dilansir laman Roller Weight LossPoker Online

5. Orang dengan penyakit tertentu juga beresiko kekurangan vitamin D

6 Penyebab Kekurangan Vitamin D, Kurang Paparan Matahari

Ada beberapa penyakit yang membuat seseorang berisiko kekurangan vitamin D dan karenanya harus mengonsumsi suplemen vitamin D yang di resepkan dokter. 

Misalnya, penyakit radang usus. Dilansir laman Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, penyakit radang usus atau inflammatory bowel disease (IBD) merupakan penyakit autoimun yang terjadi pada saluran pencernaan. IBD terdiri dari dua jenis yaitu kolitis ulseratif dan penyakit Crohn

Perbedaan diantara keduanya terletak pada lokasi peradangan. Pada kolitis ulseratif, peradangan hanya terjadi di area usus besar. Sementara itu, peradangan penyakit Crohn terjadi di bagian saluran pencernaan mana pun.

Pasien penderita IBD berisiko besar kekurangan vitamin D untuk beberapa alasan. Misalnya, gangguan penyerapan nutrisi dan malabsorpsi garam empedu, pembatasan asupan makanan, serta saran medis untuk menghindari paparan sinar matahari saat mengonsumsi obat penekan sistem kekebalan tubuh, berdasarkan laporan dalam jurnal National Library of Medicine berjudul “The Role of Vitamin D in Inflammatory Bowel Disease: Mechanism to Management” yang dipublikasikan tahun 2019. 

Sebagaimana penyakit IBD, penyakit lainnya seperti celiacpankreatitis kronis, dan cystic fibrosis semuanya dapat memengaruhi usus sehingga penyerapan vitamin D menjadi tidak maksimal. Pun, penyakit hati atau ginjal berdampak negatif terhadap proses pembentukan vitamin D dalam tubuh, dilansir laman Ciputra Hospital

6. Ibu hamil dan menyusui berpotensi kekurangan vitamin D

6 Penyebab Kekurangan Vitamin D, Kurang Paparan Matahari

Vitamin D adalah vitamin larut lemak yang esensial karena membantu dalam penyerapan kalsium. Selama menjalani masa kehamilan dan pasca kehamilan, Ibu membutuhkan asupan vitamin D yang mencukupi karena kebutuhan kalsium meningkat. Konsentrasi vitamin D pada ibu akan menentukan status vitamin D pada janin dan bayi baru lahir. 

Dengan demikian, jika konsentrasi vitamin D pada ibu kurang maka janin dan bayi baru juga akan mengalami kekurangan vitamin D. Sehingga, kunci utamanya adalah pemenuhan vitamin D pada ibu sebelum dan sesudah kelahiran.

Menurut laporan dalam jurnal National Library of Medicine, berjudul “Implications of Vitamin D Deficiency in Pregnancy and Lactation” yang di publikasikan tahun 2009 bahwa kekurangan vitamin D pada wanita hamil  mencapai 5-50% dan bayi yang disusui 10-56%. Meskipun sudah di resepkan vitamin prenatal tetap tidak cukup untuk menjaga kadar vitamin D normal (≥32 ng/mL) pada wanita hamil. 

Asupan vitamin D harian yang direkomendasikan untuk asupan vitamin D harian selama kehamilan dan menyusui sebesar 200 IU. Namun, hal ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut dan karena itulah untuk lebih amannya ibu hamil harus meningkatkan suplemen vitamin D untuk menjaga rentang normal kadar vitamin D pada orang dewasa (> 32 ng/mL).

Matahari memang sumber utama vitamin D tetapi dengan gaya hidup di zaman modern seperti sekarang ini masyarakat cenderung kurang terpapar cahaya matahari. Oleh karenanya, kamu harus pintar-pintar atur strategi supaya asupan vitamin D tubuhmu mencukupi. Luangkan waktu berolahraga outdoor di tengah-tengah kesibukan harian, mengonsumsi suplemen vitamin D dan makanan fortifikasi serta secara terjadwal temui dokter untuk kontrol kesehatan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *