BERITA UNIK

5 Sosok Dewa Perang dalam Mitologi

VIPPELANGI LOUNGE – Masih ingat film Wonder Woman kemarin? Mungkin yang penampilan Gal Gadot yang kece dan perkasa sebagai Wonder Woman masih lekat di ingatan lo. Namun, yang jadi perhatian Viki bukan cuma si karakter utama, tapi juga sang villain, Ares. Lo tahu, enggak, kalau karakter Ares ini berdasarkan sang dewa perang dalam mitologi Yunani?

Dewa perang merupakan sosok yang menarik karena menggambarkan makhluk yang kuat dan juga representasi dari keinginan manusia. Siapa, sih, di dunia ini yang enggak mau terlihat gahar dan ditakutin musuh? Makanya, di setiap peradaban, selalu ada sosok dewa perang.

1. Ares

Di Wonder Woman, Ares dikenal sebagai sosok yang jahat dan menyebalkan. Dia menjadi sosok yang licik, menyamar dan pura-pura benci peperangan. Padahal, dia berniat bikin peperangan makin berkobar. Kurang lebih, sifat dia kayak tokoh Sengkuni di Mahabharata atau Gollum di The Lord of the Rings gitu, deh. Kita pun jadi benci banget sama Ares dan menganggap dia itu dewa yang mending dibunuh secara sadis.

Sebaliknya, dalam Mitologi Yunani—mitologi yang menginspirasi DC buat bikin sosok ini—Ares enggak jahat-jahat banget, kok. Lebih tepatnya, dia punya sisi baik dan jahat, kayak dewa-dewa Olympus pada umumnya. Ares merupakan anak dari Zeus dan Hera.

Banyak orang bingung dan ketukar-tukar antara peran Athena dan Ares. Soalnya, mereka berdua sama-sama berkontribusi dalam perang. Namun, Athena lebih merepresentasikan kebijaksanaan dan strategi dalam perang, sedangkan Ares merepresentasikan kekejaman dan kematian. Poker Online

2. Huitzilopochtli

Kalau menurut lo Ares udah cukup gahar, coba kenalan sama Huitzilopochtli, dewa perang suku Aztek. Enggak cuma dewa perang, dia juga dewa matahari, loh. Jadi, kebayang, ‘kan, betapa pentingnya Huitzilopochtli sebagai sesosok dewa? Untuk itu, suku Aztek pun rela ngasih segalanya bagi dewa ini.

Suku Aztek yakin kalau Huitzilopochi adalah dewa nasional Aztek dan dia menuntut pengorbanan berupa jantung manusia. Pada saat perayaan ibadah, korban yang udah dipilih dirobek dadanya dan diambil jantungnya buat dilempar ke dalam api sebagai persembahan. Setelah itu, tubuhnya digulirkan lewat tangga kuil, dipotong-potong, lalu dimakan. Kemudian, kulitnya sebagai baju perayaan berikutnya.

3. Dewa Tyr

Kalau ngelihat gambar di atas, lo mungkin enggak terlalu percaya kalau dewa yang satu ini mumpuni buat perang. Soalnya, tangannya cuma satu. Pasti bakalan kalah telak, deh, kalau perang.

Buang dulu pikiran ngawur itu. Namanya juga dewa, enggak mesti punya fisik sempurna, dong! Meski fisiknya enggak sempurna, Tyr punya mental yang perkasa. Jiwa kesatria dan keberanian ada pada dirinya. Nah, keberanian Tyr ini terlihat saat dia ngorbanin tangannya pada serigala bernama Fenrir.

Dalam Ragnarok (perang penentuan antara ras raksasa dan dewa, semacam kiamat para dewa, akhir dunia), Tyr juga dengan gagah berani melawan Garm, anjing neraka raksasa yang ganas. Meskipun menang dalam pertempuran ini, Tyr terluka parah. Luka-luka di tubuhnya inilah yang lambat laun bikin dia meregang nyawa.

4. Dewa Indra

Dalam ajaran agama Hindu, Dewa Indra merupakan dewa yang cukup disegani. Sebetulnya, dia enggak cuma dewa perang, tapi juga dewa cuaca, dewa petir, dewa hujan, dan juga raja surga. Yap, manifestasi dari Brahmana ini adalah dewa yang hebat, pemimpin para dewa.

Dewa Indra menunggangi seekor gajah bernama Airawata dan punya senjata bernama Bajra. Dewa Indra dikenal sebagai dewa perang karena pernah naklukin tiga benteng musuh (Tri Puramtaka). Namun, di balik segala kehebatannya, ada juga cerita negatif terkait Dewa Indra. Karena Indra enggak menghormati Brihaspatideva, guru kerohanian para dewa, dan bersikap sombong, dia pun dikutuk jadi babi. Di dunia, dia mengawini babi betina, punya anak banyak, hidup di kandang yang jorok, dan makan tinja. Poker Online

Saat Brahmana mengingatkan dia tentang kehidupan awalnya, dia marah besar dan enggak mau balik lagi jadi dewa karena udah lupa diri. Akhirnya, Brahmana membunuh anak-anaknya. Indra marah. Namun, karena masih punya istri, dia berpikir kalau dia masih bisa punya anak lagi. Brahmana pun ngebunuh istrinya dan Indra semakin ngamuk, menyerang Brahmana dengan taring babinya. Brahmana mengingatkan kalau dia tadinya adalah dewa dan bisa kembali ke khayangan yang indah. Namun, Indra malah bertanya, “Apakah di sana ada babi betina dan tinja?”

Filosofi dari kisah ini bagus banget. Kandang babi dan tinja diibaratin dunia dan segala kesenangannya. Kalau manusia udah lupa diri dan tenggelam dalam kesenangan duniawi, dia enggak akan peduli sama kehidupan setelah kematian dan tetap terbuai sama kehidupan itu senista apa pun.

5. Dewa Guan Gong (Guan Yu)

Berbeda dengan dewa-dewa sebelumnya, Guan Yu ini betul-betul pernah ada di dunia. Yap, Guan Yu adalah panglima perang pada zaman San Guo/Sam Kok (221—269 M).

Saat jadi panglima perang, Guan Yu dikenal sebagai kesatria, baik terhadap anak buahnya, dan berani mati. Dia bukan tipe orang yang bakal ngorbanin orang lain demi nyawanya. Meskipun kuat, dia punya rasa belas kasihan tinggi.

Meskipun Guan Yu sekarang udah enggak ada, sebagian masyarakat Tiongkok percaya bahwa dia tetap menjaga orang-orang dari atas sana. Di Guan Yu Temple, Jingzhou, dibangun patung sebagai bentuk penghormatan terhadap dia.

Sebetulnya, masih banyak, loh, dewa-dewa perang dalam mitologi. Soalnya, ada banyak peradaban dalam sejarah manusia. Masing-masing punya sosok dengan karakter masing-masing yang disegani.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *