5 Poin yang Harus Dicantumkan di Portofolio, Penting!
vippelangilounge – Menyusun portofolio dengan baik adalah kunci untuk meningkatkan peluang dalam mendapatkan pekerjaan, terlebih di industri kreatif. Dokumen ini merepresentasikan skill, pencapaian, dan pengalaman kerja terbaikmu.
Untuk membuat recruiter atau calon klien terkesan, ada beberapa poin penting yang harus di masukkan dalam portofolio, seperti yang akan di jelaskan berikut ini. Pastikan kamu mencantumkan dan mengemasnya dengan menarik, ya!
Baca Juga: 5 Tips Membuat Portofolio yang Profesional untuk Meningkatkan Kariermu
1. Profil singkat
ilustrasi profil singkat (pixabay.com/olilynch)
“Tak kenal maka tak sayang”
Supaya recruiter dan calon klien mengenalmu lebih dalam, buatlah profil yang merangkum pengalaman kerja, pencapaian paling membanggakan, dan aspirasi karier selanjutnya. Namun ingatlah, waktu yang mereka gunakan untuk memeriksa portofoliomu mungkin tak banyak, sehingga tulislah profil secara singkat dan padat.
Selain itu, pastikan bahwa profil yang dibuat sesuai dengan pekerjaan yang dilamar. Misalnya, kamu ingin melamar untuk posisi desainer grafis, maka perkenalkanlah dirimu sebagai desainer grafis. Contohnya sebagai berikut.
“Halo, saya adalah seorang desainer grafis dengan lebih dari 5 tahun pengalaman dalam menciptakan desain visual yang menarik dan efektif. Saya berfokus pada branding design dan user experience. Melalui desain yang saya ciptakan, saya mampu meningkatkan sales produk hingga 150 persen melebihi target.”
2. Daftar tools yang biasa di gunakan dan skills yang di miliki
ilustrasi portofolio (freepik.com/rawpixel.com)
vippelangilounge – Portofolio harus menyoroti keterampilan dan keahlian khusus yang kamu miliki. Ini bisa mencakup keterampilan teknis atau hard skill, seperti penggunaan tools tertentu yang membantu dalam pekerjaan, serta soft skill, seperti komunikasi dan project management yang akan menunjang kesuksesan pekerjaan.
3. Daftar proyek terbaik
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
ilustrasi portofolio (pexels.com/RDNE Stock project)
Selain profil, kamu juga perlu mencantumkan daftar proyek yang di kerjakan, serta brand atau perusahaan yang pernah menjadi tempat kerja atau klienmu. Dalam satu slide, list semuanya secara singkat dan jelaskan secara detail di slide berikutnya. Kalau kamu sudah mengerjakan banyak proyek, pilih saja yang paling “menjual” menurutmu.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Freelance untuk Pemula, Buat Portofolio Menarikmu
4. Prestasi atau pencapaian di setiap proyek
ilustrasi portofolio (freepik.com/pikisuperstar)
vippelangilounge – Jangan lupa juga untuk menyertakan prestasi atau pencapaian yang kamu torehkan di setiap proyek. Ini bertujuan untuk meyakinkan recruiter dan klien potensial bahwa kamu dapat memberikan kontribusi positif pada pekerjaan yang di lakukan, yang tentunya membantu mereka mencapai tujuan bisnis. Kamu bisa menuliskan pencapaian dengan cara berikut.
“Saya terlibat dalam proyek revamp website perusahaan X bersama frontend developer dan copywriter. Di proyek ini, saya berkontribusi untuk membuat desain web yang mengutamakan user-friendliness. Proyek ini direncanakan berjalan selama 3 bulan dan berkat kerja sama tim yang baik, kami berhasil menyelesaikannya dalam kurun waktu 2 bulan hingga go-live. Dengan tampilan website yang lebih ramah pengguna, traffic website dan konversi penjualan meningkat 150 persen dibandingkan dengan periode sebelumnya.”
5. Call-to-action dan informasi kontak
ilustrasi closing statement pada portofolio (unsplash.com/Ben Kolde)
vippelangilounge – Bagian terakhir dari portofolio harus mencantumkan informasi kontak yang jelas dan mudah diakses. Pastikan untuk menyertakan alamat email, nomor telepon, dan tautan ke profil media sosial atau situs web profesionalmu.
Selain itu, tambahkan call-to-action yang mengarahkan recruiter atau klien potensial untuk melakukan tindakan tertentu. Contohnya bisa seperti, “Let’s collaborate and create impact together!” atau “Find me at.”
Selain informasi di atas, hal penting yang tak boleh terlewat adalah buatlah portofolio dengan desain semenarik mungkin. Namun, pastikan bahwa portofolio gak terlalu wordy agar tetap mudah di pahami. Kamu bisa mencari inspirasi melalui beberapa platform seperti Linkedin atau Behave. Good luck, ya!
Baca Juga: 6 Hal yang Harus Dihindari dalam Membuat Slide Presentasi, Wordy?