vippelangilounge – 5 Faktor Penyebab Jantung Lemah, Hindari Sebisa Mungkin jantung adalah salah satu organ yang memiliki fungsi krusial bagi tubuh. Salah satunya adalah memompa darah yang membawa oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh.
Ketika otot jantung lemah, sering kali organ ini tidak dapat terisi dengan baik atau memompa secara efisien. Hal ini menyebabkan berkurangnya aliran darah ke seluruh tubuh, yang berarti organ dan jaringan tidak mendapatkan pasokan oksigen dan nutrisi penting yang cukup.
1. Merokok
Merokok dapat menyebabkan kerusakan berbagai organ tubuh melalui banyak cara.
Asap rokok bersifat karsinogenik yang dapat merusak paru-paru, yang merupakan bagian integral dari siklus jantung. Selanjutnya, bahan ini turut merusak otot jantung, sehingga meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.
2. Tekanan darah tinggi
Pada orang dengan tekanan darah tinggi, jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah.
Pemompaan jantung yang lebih kuat menyebabkan penebalan otot, khususnya ventrikel kiri, yang dapat meningkatkan risiko:
- Aritmia.
- Gagal jantung.
- Serangan jantung.
- Kematian jantung mendadak.
Tekanan darah berkelanjutan di atas 120/80 mmHg untuk orang dewasa juga mempersempit arteri dan memperbesar jantung, sehingga mengganggu integritas struktural otot jantung.
Jantung yang membesar dan melemah tidak mampu memompa darah secara efisien ke seluruh tubuh, sehingga tidak mungkin memenuhi kebutuhan tubuh.
3. Penyakit arteri koroner dan serangan jantung
arteri koroner atau juga dikenal sebagai penyakit jantung koroner adalah penyebab gagal jantung yang paling umum.
Penyakit ini disebabkan oleh penumpukan timbunan lemak di arteri. Endapan tersebut mempersempit arteri, yang selanjutnya mengurangi aliran darah dan dapat menyebabkan serangan jantung.
4. COVID-19
COVID-19 dapat menyebabkan berbagai jenis komplikasi pada beberapa orang, salah satunya kerusakan jantung. Selanjutnya, ini dapat meningkatkan risiko terjadinya masalah jantung di masa depan.
Ada beberapa cara COVID-19 dapat memengaruhi jantung:
- Infeksi langsung: Virus penyebab COVID-19 mengikat protein yang disebut ACE2 untuk memasuki sel-sel di tubuh. ACE2 dapat ditemukan di banyak organ dan jaringan di seluruh tubuh, termasuk paru-paru, jantung, dan pembuluh darah. Oleh karena itu, ada kemungkinan virus tersebut dapat langsung menginfeksi sel-sel di jantung dan pembuluh darah, sehingga menyebabkan kerusakan.
- Respons imun: COVID-19 meningkatkan level peradangan di tubuh. Peningkatan peradangan ini disebabkan oleh sistem kekebalan yang bekerja merespons infeksi. Namun, respons imun yang terlalu intens justru dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan sehat, termasuk jantung.
- Kadar oksigen rendah: Infeksi COVID-19 yang parah dapat merusak paru-paru. Kerusakan paru-paru dapat menyebabkan berkurangnya suplai oksigen, yang selanjutnya memicu kerusakan jantung.
5. Obesitas
Obesitas dikaitkan dengan beberapa kondisi medis yang membuat seseorang lebih berisiko terkena penyakit jantung, antara lain:
- Hipertensi.
- Diabetes.
- Penyakit arteri koroner.
- Sindrom apnea tidur.
Obesitas juga dapat meningkatkan risiko perubahan struktural dan fungsional jantung, yang melemahkan jantung. Perubahan struktur ini meningkatkan risiko fibrilasi atrium dan kematian jantung mendadak.