BERITA KESEHATAN BERITA UNIK TIPS & TRICK

5 Alasan Mengapa Tes Kesehatan Pranikah Itu Penting

5 Alasan Mengapa Tes

VIPPELANGILOUNGE – 5 Alasan Mengapa Tes Kesehatan Pranikah Itu Penting. Kita tahu bahwa pernikahan itu tidak mudah karena harus di persiapkan dengan matang. Nah, salah satu persiapan yang direkomendasikan adalah tes kesehatan atau screening pranikah.

Walau terdengar merepotkan, tetapi kenyataanya cek kesehatan pranikah itu penting dan bisa bermanfaat di kemudian hari. Membahas hal ini, IDN Times mengundang dr. Donny Aditia dari Rumah Sakit Khusus Bedah Banjarmasin Siaga dalam program Health Talk yang di siarkan langsung lewat Instagram @idntimes pada Jumat (19/11). Yuk, simak!

1. Tes kesehatan pranikah bertujuan untuk menciptakan keluarga yang harmonis dan sejahtera

5 Alasan Mengapa Tes

Layaknya tes kesehatan pada umumnya, tes kesehatan pranikah bertujuan untuk mengecek apakah orang yang menjalani tes tersebut dalam kondisi sehat tanpa penyakit. Dalam pernikahan, kondisi kesehatan kadang bisa menjadi pertimbangan besar.

Dokter Donny mengatakan kalau tes kesehatan pranikah bisa mencegah suatu masalah kesehatan yang berpotensi merugikan diri sendiri, pasangan, maupun anak kelak. Risikonya bisa berimbas tak hanya pada fisik, tetapi juga mental pasangan tersebut.

“Contoh nih, pasangan tersebut tidak mengambil tes kesehatan pranikah dan tidak tahu bahwa salah seorang dari mereka punya penyakit menular. Ketika di ketahui di kemudian hari, masalah penyakit ini menjadi persoalan baru dan besar pada pasangan tersebut,” dr. Donny memberi contoh.

Dari sini, dr. Donny melihat bahwa tes kesehatan pranikah memberikan kesempatan lebih besar bagi calon keluarga tersebut demi mewujudkan keluarga yang harmonis dan sejahtera.

2. Kapan waktu yang tepat untuk melakukan tes kesehatan pranikah perlu di lakukan?

5 Alasan Mengapa Tes

Mengutip laman Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes), suatu pasangan baiknya melakukan tes kesehatan pranikah 6 bulan sebelum melangsungkan pernikahan. Ini demi mengantisipasi hal-hal yang tidak di inginkan.

Rekomendasi tersebut merupakan waktu yang aman agar seseorang bisa sembuh dari penyakit yang di deritanya bila ada.

“Contohnya TBC. Di harapkan dari 6 bulan tersebut, ada evaluasi yang memungkinkan pasien sembuh atau membaik dari penyakitnya,” kata dr. Donny.

Durasi selama enam bulan tersebut di katakan oleh dr. Donny cukup untuk pengobatan seseorang dari penyakit kronis.

3. Ada beberapa jenis tes yang perlu di lalui

5 Alasan Mengapa Tes

Masih dari Kemenkes, setidaknya ada lima tes yang dianjurkan untuk dilakukan pasangan yang hendak menikah. Pertama adalah pemeriksaan fisik dasar, pemeriksaan keturunan atau genetik atau penyakit hereditas, pemeriksaan penyakit menular, pemeriksaan organ reproduksi, dan terakhir pemeriksaan alergi.

Pemeriksaan fisik dasar meliputi pemeriksaan tekanan darah, nadi, pernapasan, anatomi tubuh, hingga lainnya. Sementara itu, pemeriksaan genetik tujuannya adalah untuk melihat apakah salah seorang dari pasangan punya riwayat kesehatan keluarga.

Untuk pemeriksaan penyakit menular, pasangan diperiksa adalah mereka punya pasangan yang sekiranya bisa ditularkan kepada pasangan lainnya. 

“Misalnya lewat tes urine, urinenya bisa dilihat apakah memiliki banyak bakteri atau tidak,” kata dr. Donny.

Untuk pemeriksaan organ reproduksi, dr. Donny mengatakan tes ini dilakukan bila ada indikasi berlebih pada pasangan tersebut.

“Sebagai contoh alat kelaminnya mengeluarkan cairan. Tes ini juga bisa dilakukan setelah pernikahan, ketika ada indikasi tidak normal, seperti tidak memiliki anak dalam waktu setahun.”

Terakhir adalah pemeriksaan alergi, yang mana pasangan tersebut akan dites apakah memiliki alergi tertentu atau tidak.

4. Ada banyak penyakit yang bisa terdeteksi dari tes kesehatan pranikah

Lebih dari penyakit menular seksual, tes kesehatan pranikah bisa mendeteksi bila salah satu atau kedua pasangan memiliki infeksi penyakit menular lainnya yang tidak berhubungan dengan sistem reproduksi. Misalnya TBC.

Selain itu, tes kesehatan pranikah ini bisa menunjukkan adanya kelainan anatomis pada pasangan itu.

“Untuk perempuan, biasanya ada tes pemeriksaan ovulasi. Di tes ini, dicek apakah sistem genitalnya menghasilkan telur atau tidak. Pemeriksaan anatomis ini bisa melihat apakah posisi rahimnya normal, apakah saluran selnya buntu atau tidak, hingga lainnya,” dr. Donny menerangkan.

Dan, tentu saja kelainan anatomis ini juga bisa dialami laki-laki.

5. Tes kesehatan pranikah juga bisa menghindarkan pasangan dari masalah rhesus

Salah satu isu yang penting diperhatikan terkait kesehatan pernikahan adalah masalah rhesus darah. Rhesus darah yang berbeda pada pasangan bisa memberikan dampak buruk ada keturunannya kelak. Dokter Donny memberikan contoh kasus.

“Sang pria memiliki rhesus positif, sedangkan pasangan perempuannya rhesus negatif. Ketika hamil, sang anak mempunyai dua kemungkinan: punya rhesus positif atau rhesus negatif. Bila rhesusnya negatif dan sama dengan sang ibu, ini tidak menjadi masalah. Akan tetapi, bila yang terjadi sebaliknya, yaitu rhesus positif, janin tersebut bisa cacat atau meninggal karena pada tubuh ibu muncul penolakan. Penolakan ini terjadi karena menganggap janin yang berbeda rhesus itu sebagai benda asing,” terangnya.

Contoh kasus di atas bisa diantisipasi dengan memberikan antigen D kepada sang ibu saat usia kehamilannya kurang dari 28 minggu.

“Ini bisa dilakukan bila telah dilakukan kontrol terlebih dulu,” ia menambahkan.

situs pkv aman dan terpercaya 12 game dalam 1 id
-minimal deposit hanya 20k ( via bank & pulsa )
-bonus refferal 15%
-bonus rollingan 0,3%
-100% fair Play
Wa : https://bit.ly/3x9eFwn
Link : http://vippelangi.com/Register.aspx?ref=xYz778899

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *